Salah seorang teman dari sahabat ku, membuatku terinspirasi akan kisah cinta nya yang berakhir bahagia. nama nya Intan. dia seorang gadis dewasa yang pandai, setelah menyelesaikan kuliah nya, dia mengajar di sebuah sekolah elit di kawasan Tangerang.
Sudah enam tahun dia menjalin hubungan dengan seorang pria, seorang pria asal Bandung yang tidak lain adalah teman kuliahnya dulu. mereka sudah saling mengenal satu sama lain, masing-masing keluarga pun telah saling mengenal. bahkan persiapan pernikahan pun telah di lakukan, seperti membeli beberapa funiture dan perlengkapan lain yang di perlukan.
Sang kekasih memang bekerja jauh di luar pulau Jawa, namun komunikasi yang mereka lakukan tetap membuat cinta mereka tetap terjalin erat, dan persiapan pernikahan masih tetap di lakukan.
Namun, entah apa yang terjadi. akhir-akhir ini sang kekasih tak pernah membalas pesan yang di kirimkan oleh Intan. tak pernah lagi menghubungi nya. hal itu berlangsung hingga beberapa minggu hingga akhirnya sang kekasih datang dari luar kota dan mengajak nya pergi. kesempatan ini tak di sia-siakan oleh Intan untuk mengetahui apa gerangan yang terjadi pada kekasih nya tersebut sehingga untuk beberapa minggu ini dia tak dapat menghubungi nya. sang kekasih hanya memberikan jawaban seadanya saja, Intan tak puas atas jawaban kekasih nya tersebut. namun hanya itu yang dapat dia peroleh dari sang kekasih sampai akhirnya sang kekasih harus pergi lagi ke kota tempat ia bekerja.
Hari demi hari keadaan masih terus berlanjut, sang kekasih tak pernah lagi memberi kabar pada Intan. Intan kehilangan akal tak tahu lagi harus kemana mencari tahu keadaan sang kekasih. hingga akhir nya sang kekasih kembali datang ke kota tempat Intan tinggal. dia mengajak Intan pergi makan di sebuah Cafe. Intan sudah tak mau berkata-kata lagi untuk menunjukan rasa kesalnya pada sang kekasih yang tak pernah lagi memberikan kabar padanya, lalu tiba-tiba datang tanpa rasa bersalah. sang kekasih bercerita panjang lebar tanpa di hiraukan sedikitpun oleh Intan, sampai pada akhirnya sang kekasih menyadari keadaan bahwa Intan sedang kesal. akhirnya sang kekasih menjelaskan kenapa dia tak pernah lagi menghubungi nya. disini sang kekasih menjelaskan bahwa dia ingin putus dengan Intan. hati Intan bagai di tusuk seeribu pisau oleh sang kekasih. alasan yang di utarakan pada Intan sungguh tak masuk di akal, sang kekasih keberatan dengan jarak yang ada di antara mereka, padahal selama ini mereka tak pernah ada masalah apalagi jaman sekarang komunikasi telah canggih. sungguh keterlaluan. semua persiapan pernikahan diminta untuk di batalkan, semua barang-barang sang kekasih pun di kembalikan. hati Intan hancur, hubungan yang sudah terjalin selama enam tahun berakhir begitu saja tanpa ada alasan yang pasti, Intan hampir gila karenanya.
Intan mengingat-ingat kembali bagaimana sang kekasih bisa bekerja di luar kota dengan gaji yang cukup besar dan jabatan yang yang bagus disana. Intan lah yang melakukannya. dia yang mengurus lamaran kerja sang kekasih, dari mulai mencari info lowongan pekerjaan hingga mengirim lamaran ke perusahaan tempat dia bekerja sekarang.
Semuanya selesai, hancur tak bersisa.hatinya perih, terluka, marah, kecewa semuanya campur menjadi satu. seluruh keluarga dan sahabat membantunya untuk bangkit dari keterpurukan. hal ini berlangsung hanya tiga bulan saja.
Dalam masa hancur Intan tetap ingat pada yang maha kuasa, dia tetap tegar dan ikhlas atas takdir yang terjadi pada dirinya. dia yakin ada hal lain yang telah Tuhan rencanakan untuk nya.
Intan lebih sering mendekatkan diri pada yang maha kuasa, dia menjadi lebih sering untuk Sholat malam, agar mendapat petunjuk pada dirinya. seminggu berturut-turut dia sholat malam menyerahkan semua masalah hidupnya pada keputusan Nya. airmata di berikan kepada sang pencipta agar hati tetap di berikan ketenangan untuk terus menjalani hidup.
Sampai pada suatu hari, Intan sedang Online di Internet. dia mendapatkan sapa'an dari seorang kenalan yang mengaku teman dari teman Intan di Surabaya, namanya Irwan. mereka chatting dengan asik nya,lalu bertukar nomor handphone. hubungan mereka pun semakin dekat, semakin sering menelpon dan mengirim pesan. dua minggu, tiga minggu, mereka pun berencana untuk bertemu.
sampai tiba hari yang rencanakan untuk bertemu, akhirnya merekapun bertemu. mereka bertemu di sebuah Restoran besar, mereka saling bertanya kabar dan saling menceritakan keadaan masing-masing. Irwan bercerita bahwa dia tak lagi main-main dengan Intan, dia mencari calon istri dan ingin serius dengan Intan. singkat kata mereka pun jadian.
Hanya dalam waktu tiga bulan saja setelah mereka berkenalan, mereka pun memutuskan untuk menikah. keluarga dan sahabat yang mengetahui berita ini pun sangat senang di buatnya.
Kesedihan yang dulu di rasakan Intan kini sudah tak ada lagi, yang datang saat ini adalah kebahagiaan "Happy Ending". kita memang tak pernah mengetahui kapan jodoh itu akan datang, begitupun dengan Intan, yang sudah selama lima tahun menjalin hubungan tapi malah berakhir perpisahan yang menyedihkan. tapi semua itu telah diganti oleh kehadiran Irwan yang sekarang akan menjadi suami nya. betapa ALLAH telah mengatur semuanya yang akan terjadi pada setiap hambanya. Ia tahu betul apa yang terbaik bagi kita.
Semoga, kita selalu dapat bersyukur atas apa yang terjadi pada kita walaupun pahit adanya. karena Ia telah mengukur seberapa sanggup kita dapat melewati cobaan nya.
Dan semoga kita semua diberikan jodoh yang terbaik menurut Nya.
Amin.
Selasa, 15 Februari 2011
Sabtu, 05 Februari 2011
Trial
This is my first time I make this Blog, I hope this can be fun.
my brother teach me about this but I should finish make this blog by my self.
I even never know what I want to write in this blog, but I will try to make it.
Please give your comment in my Blog, I accept every advise for my Blog.
Thank you very much.
Susanti Eka Sagita
my brother teach me about this but I should finish make this blog by my self.
I even never know what I want to write in this blog, but I will try to make it.
Please give your comment in my Blog, I accept every advise for my Blog.
Thank you very much.
Susanti Eka Sagita
Langganan:
Komentar (Atom)
